hands with latex gloves holding a globe with a face mask
Photo by Anna Shvets on Pexels.com

Indonesia dan dunia kini mengalami permasalahan yang sama. Kemunculan virus baru yang menyerang dunia ini memaksa banyak orang harus tetap berada di rumah untuk melakukan berbagai kegiatan. Virus ini kini disapa dengan virus Covid-19. Salah satu virus dari golongan coronavirus ini mampu menyerang siapa saja tanpa peduli usia atau jenis kelamin. Penderitanya mengalami beberapa gejala awal seperti pilek, batuk kering, demam, maupun sesak napas. Virus ini hadir di Indonesia sejak Maret 2020.

Awal mula teridentifikasinya virus Covid-19 di Indonesia berawal dari pernyataan warga negara asing yang terpapar Covid-19 setelah mengunjungi Indonesia. Dengan sigap pemerintah Indonesia mencari sosok yang melakukan kontak langsung dengan warga negara asing tersebut. Setelah dicari dan diteliti, terdapat dua orang yang merupakan ibu dan anak terkonfirmasi positif Covid-19.

Berbagai informasi yang tersebar di Indonesia akhirnya membuat banyak orang semakin merasa ketakutan. Virus yang bisa dihadapi dengan perasaan bahagia dan pikiran positif dalam tubuh ini, nyatanya mampu membuat nyawa banyak orang terenggut karena banyaknya berita bohong yang tersebar di media membuat banyak orang khawatir sehingga daya tahan tubuh seseorang menurun dan dengan mudah terpapar Covid-19.

Menurut data yang ada, hingga pertengahan bulan Januari 2021, telah ada setidaknya lebih dari 1 juta orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Hal ini terus mengalami peningkatan karena banyaknya orang yang masih harus bekerja di luar rumah atau banyaknya orang yang tidak mematuhi aturan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah. Total pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia sejak awal kemunculannya hingga pertengahan Januari 2021 setidaknya sudah mencapai angka 29 ribu jiwa.

Sudah hampir satu tahun kehadirannya di Indonesia, rupanya virus baru yang satu ini mampu mengubah banyak hal di hampir seluruh negara di dunia. Tidak hanya mengenai pola hidup manusia yang berubah, namun kehadiran virus yang satu ini mampu mengubah kehidupan masyarakat berdasarkan perspektif geografis dan demografis. Untuk memahami pengaruhnya dalam masa pandemi, tentu perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut.

Perubahan pola hidup dan kehidupan masyarakat dalam berbagai segi kehidupan pasca munculnya Covid-19 di Indonesia, tentu membuat banyak orang harus terbiasa dengan segala hal yang baru. Termasuk juga mengenai keadaan geografis dan kondisi demografis yang terjadi di Indonesia.

Dengan memahami pemahaman mengenai perspektif geografis dan demografis, tentu akan mempermudah masyarakat dalam melakukan berbagai hal yang harus dilakukan untuk bertahan hidup. Perubahan geografis dan demografis yang terjadi di Indonesia pasca hadirnya Covid-19, tentu perlu dipahami masyarakat.

Pemahaman mengenai perspektif

Berdasarkan pengertiannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perspektif dapat diartikan sebagai sebuah cara untuk menggambarkan sebuah benda atau keadaan yang sedang terjadi menurut sudut pandang tertentu. Beberapa penggambaran yang dilakukan oleh sebuah objek dapat dilihat oleh mata dengan tiga dimensi (panjang, lebar, tinggi). Pemahaman mengenai perspektif juga dikemukakan oleh beberapa ahli, seperti yang ditampilkan dalam beberapa data berikut.

Menurut Martono (2010) perspektif dapat diartikan sebagai gambaran terhadap suatu masalah yang sedang terjadi dalam melihat fenomena yang ada. Sedangkan menurut Ardianto dan Q-Anees, perspektif diartikan sebagai sudut pandang terhadap sesuatu yang dilihat.

Pemahaman mengenai geografis

Geografis berasal dari kata geografi. Berdasarkan pengertiannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geografis (geografi) dapat diartikan sebagai sebuah ilmu yang mempelajari tentang penduduk, iklim, flora, fauna, permukaan bumi, iklim, serta beberapa hal lain yang berkaitan dengan bumi. Beberapa ahli juga mengemukakan pendapatnya mengenai geografis, misalnya seperti beberapa pakar berikut.

Geografis menurut Elsworth Huntington diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai fenomena yang terjadi di permukaan bumi dan penghuninya. Tidak hanya Elsworth, Immanuel Kant juga mengemukakan pendapatnya mengenai geografis. Menurutnya, geografis adalah ilmu yang mempelajari tentang objek studinya. Objek studi yang dimaksud berupa benda atau gejala yang tersebar di wilayah tertentu pada permukaan bumi.

Pemahaman mengenai demografis

Istilah terakhir yang perlu dipahami kaitannya dengan penelitian ini adalah istilah demografis atau demografi. Berdasarkan pengertiannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demografi diartikan sebagai ilmu yang berkaitan dengan jumlah, susunan, dan perkembangan penduduk dilihat dari ilmu kependudukan. Sedangkan menurut beberapa ahli, demografis merupakan

Perubahan yang terjadi pada manusia dilihat dari proses kelahiran dan kematiannya. (Johan Susczmilch : 1762) Sebuah ilmu yang menggambarkan penduduk secara statistika, berdasarkan tingkah laku keseluruhan atau perorangan. (George W. Barclay)

Hal berikutnya yang akhirnya menjadi pertanyaan adalah, apa hubungan antara perspektif geografis dan demografis yang terjadi pasca kehadiran Covid-19 di Indonesia? Jika dilihat dari masing-masing pengertiannya, masalah geografis dan demografis banyak terjadi pasca kehadiran Covid-19 di Indonesia. Masalah ini terletak pada jumlah penduduk dan persebaran kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Jika dilihat dari perspektif geografis (kependudukan) pasca Covid-19, dapat dilihat bahwa jumlah masyarakat di Indonesia semakin berkurang akibat banyaknya kasus kematian dari Covid-19. Hal ini tentunya berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan jumlah kependudukan di Indonesia. Terlebih adanya aturan untuk tetap melakukan berbagai aktivitas di rumah saja membuat banyak orang lebih mudah merasa bosan dan stres hingga akhirnya tingkat kesehatan seseorang semakin menurun.

Permasalahan ini juga terletak pada persebaran Covid-19 di Indonesia. Kini hampir seluruh wilayah di Indonesia menyatakan warganya terkonfirmasi positif Covid-19. Itu artinya bahwa letak geografis suatu wilayah tidak berpengaruh pada persebaran Covid-19. Namun hal yang membedakan satu wilayah dengan wilayah lainnya terletak pada jumlah kasusnya.

Permasalahan lain yang diakibatkan adanya Covid-19 berdasarkan perspektif geografis adalah perubahan kualitas udara di Indonesia bahkan dunia. Jika diperhatikan, ketika bepergian ke luar rumah, seseorang diwajibkan untuk menggunakan masker. Itu artinya kondisi udara yang ada saat ini dapat dikatakan tidak begitu sehat akibat persebaran virus Covid-19 yang pernah dinyatakan dapat menyebar melalui udara. Namun di balik permasalahan itu, terdapat dampak positif yang diperoleh, yaitu kualitas udara yang semakin membaik tanpa adanya polusi.

Sedangkan berdasarkan perspektif demografis, kehadiran Covid-19 di Indonesia berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat. Kegiatan masyarakat yang dulu dapat dilakukan dengan bebas tanpa harus peduli akan virus yang sedang menyebar, kini harus mengikuti protokol kesehatan sesuai anjuran dari pemerintah (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).

Jika dilihat berdasarkan data yang ada, jika dilihat dari perspektif demografis (proses kehidupan manusia) kaitannya dengan persebaran Covid-19, seorang lelaki lebih rentan terpapar Covid-19. Banyak alasan yang menyebabkan hasil itu didapatkan. Bisa karena mobilitas laki-laki yang jauh lebih mudah berada di luar rumah, bisa juga karena penyakit penyerta yang dimiliki seseorang. Permasalahan dari perspektif geografis dan demografis yang terjadi di Indonesia akibat kehadiran Covid-19 di Indonesia terletak pada pertumbuhan, perkembangan, dan kematian dari penduduk di Indonesia. Selain itu, kualitas kehidupan masyarakat juga berubah karena kualitas udara yang berubah dan penyebaran virus Corona di Indonesia.

Penulis : Fajar Irsyadul Afkar S.Pd ( Guru MAN 2 Banyuwangi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini